Sistem Monitoring Kualitas Air Berbasis IoT Pemerintah Kabupaten Tapin

Indeks kualitas air di Kabupaten Tapin menunjukkan nilai sebesar 52,80 pada tahun 2021 atau menurun dari tahun 2020 dengan nilai 57,78. Selanjutnya, dalam perencanaan RKPD Tahun 2023, prioritas pembangunan lingkungan hidup berfokus pada peningkatan indeks kualitas lingkungan hidup dengan sasaran meningkatkan indeks kualitas air salah satunya adalah intervensi dalam pemantauan sungai.. Salah satu strategi yang dilakukan adalah menjalin kerja sama penelitian dengan Politeknik Negeri Semarang untuk membuat sistem yang dapat mendeteksi dan memonitor kualitas air secara otomatis, kontinu dan dalam waktu nyata. Sistem monitoring kualitas air (SIMONKA) ini terdiri dari tiga bagian utama, yakni aplikasi server, aplikasi klien dan perangkat akhir. Aplikasi server berbasis web berada di komputasi awan dan digunakan untuk menyimpan dan memproses data. Aplikasi klien berjalan di RTU (Remote Terminal Unit) digunakan untuk mengambil data sensor dari lingkungan berupa TDS (Total Dissolved Solid), kekeruhan air (turbidity) dan suhu di lokasi target. Sedangkan perangkat akhir berupa SIMONKA-client yang mengendalikan semua sistem dan mengirimkan data ke server menggunakan koneksi internet dalam periode waktu tertentu. Hasil penelitian menunjukkan kinerja waktu nyata dengan selisih waktu rata-rata 1.25 detik (pengiriman kontinu tiap 5 menit) dan persentase galat absolut rata-rata (MAPE) sensor TDS sebesar 1,53%, dan MAPE sensor suhu adalah 2,1%. Data yang dikirim ke server dapat digunakan sebagai bahan analisis kualitas air di lokasi tersebut sekaligus untuk menentukan langkah mitigasi strategis oleh pihak yang berkepentingan.

Indeks kualitas air di Kabupaten Tapin menunjukkan nilai sebesar 52,80 pada tahun 2021 atau menurun dari tahun 2020 dengan nilai 57,78 (data.kalselprov.go.id, 2022). Menurut hasil kajian pemetaan jasa ekosistem air menunjukkan bahwa daya dukung lingkungan penyedia air di Kabupaten Tapin didominasi oleh kelas sedang dengan luasan sebesar 57,61% dari wilayah kabupaten, dan disusul dengan kelas rendah sebesar 34,59%. Wilayah dengan daya dukung lingkungan penyedia air dengan kelas tinggi dan sangat tinggi hanya menduduki wilayah masing-masing seluas 5,11% dan 2,32% dari luasan kabupaten (Bappelitbang Tapin, 2022). Wilayah dengan jasa lingkungan penyedia air dengan kelas tinggi dan sangat tinggi tersebar di Kecamatan Piani dan Kecamatan Hatungun dengan penggunaan/tutupan lahan berupa hutan. Rekomendasi dari hasil kajian yang telah dilakukan oleh Bappelitbang Kabupaten Tapin diarahkan pada konservasi tanah dan air pada daerah bagian hulu sungai yang menjadi sumber air karena masih belum memenuhi kaidah dan belum optimal. Selanjutnya, dalam perencanaan RKPD Tahun 2023, prioritas pembangunan lingkungan hidup berfokus pada peningkatan 2 indeks kualitas lingkungan hidup dengan sasaran meningkatkan indeks kualitas air salah satunya adalah intervensi dalam pemantauan sungai. Pembangunan jangka pendek dalam dimensi smart environment untuk mewujudkan smart city di Kabupaten Tapin dilakukan dengan proteksi lingkungan melalui hasil pemantauan kualitas air dapat diketahui oleh masyarakat serta tata kelola energi dengan meningkatkan pengawasan dan pengendalian pengelolaan air tanah dan pertambangan yang berwawasan lingkungan dan berkelanjutan. Berdasarkan permasalahan tersebut, penelitian ini diharapkan dapat menciptakan inovasi tepat guna melalui penyediaan sistem monitoring kualitas air yang berbasis IoT (Internet of Things) dengan pemantau secara waktu nyata (real time). Dengan demikian dibutuhkan alat atau sistem yang dapat mendeteksi dan memonitor kualitas air secara otomatis, kontinu dan waktu nyata. Sistem monitoring kualitas air ini terdiri dari tiga bagian utama, yakni aplikasi server, aplikasi klien dan perangkat akhir (end device). Aplikasi server berbasis web dan berada di komputasi awan. Aplikasi server digunakan untuk menyimpan dan memproses data yang dikirim dari aplikasi klien. Aplikasi klien berupa aplikasi di RTU untuk mengambil data kualitas air dari lingkungan. Sedangkan perangkat akhir berupa RTU (Remote Terminal Unit) yang mengukur parameter kualitas yakni TDS (Total Dissolved Solid), kekeruhan (turbidity), dan suhu air di lokasi target (sungai, kolam, dll.). RTU mengirimkan datanya ke server menggunakan koneksi internet dalam periode waktu tertentu. Data yang dikirim ke server dapat digunakan sebagai bahan analisa kualitas air di lokasi tersebut sekaligus untuk menentukan langkah mitigasi strategis oleh pihak yang berkepentingan.