Roadmap Sistem Inovasi Daerah (SIDa) Kabupaten Tapin

Sebagaimana visi jangka menengah daerah yang diusung oleh kepala daerah terpilih yang dituangkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Tapin adalah “Bersama Mewujudkan Tapin Maju, Sejahtera dan Agamis. Dimana diantara misinya adalah meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang berkualitas berbasis agrobisnis dan pariwisata yang dimulai dari desa; dan memantapkan pengelolaan infrastruktur dan lingkungan secara berkelanjutan; terlihat jelas arah pembangunan Kabupaten Tapin adalah berfokus pada sektor pertanian dan pariwisata.


Pemetaan Tenaga Kerja dan Kontribusinya Terhadap Perekonomian Daerah Kabupaten Tapin

Perekonomian daerah meningkat dengan adanya peningkatan pertumbuhan ekonomi, sedangkan kesejahteraan masyarakat meningkat dengan berkembangnya kesempatan berusaha dan terbukanya lapangaan pekerjaan. Untuk itu maka diperlukan penelitian untuk mengkaji peta kesempatan kerja para tenaga kerjanya dan kontribusinya terhadap perekonomian daerah di Kabupaten Tapin.


Masterplan Smart City - Master Plan Smart City Kabupaten Tapin

Master plan ini adalah untuk menyusun perencanaan dan pengembangan Smart City Kabupaten Tapin melalui pendekatan 6 (enam) dimensi yaitu Smart Governance, Smart Branding, Smart Economy, Smart Living, Smart Society dan Smart Environment secara sistematis, efektif, efisien, logis, kondisional, partisipatif dan realistis sesuai dengan kebutuhan Kabupaten Tapin dalam jangka pendek, menengah dan panjang, sehingga dapat mewujudkan kota yang berkelanjutan, meningkatkan kualitas hidup masyarakat dan pemerintah Kabupaten Tapin yang bersih, efektif, transparan dan akuntabel serta pelayanan publik yang berkualitas dan terpercaya


Laporan Akhir Kajian Pengembangan Food Estate Kabupaten Tapin

Pengembangan food estate erat kaitannya dengan pengembangan agribisnis. Model agribisnis sendiri mencakup subsektor hulu, subsektor usahatani, subsektor hilir (pengolahan dan pemasaran), serta subsektor penunjang. Masing-masing subsektor ini dapat dijalankan oleh kelompok petani. Identifikasi sumberdaya lokal perlu dilakukan termasuk partisipasi petani dan penyuluh yang mendukung kelompok petani. Kemudian membangun lembaga dan legalitas, menumbuhkan tata kelola lembaga, dan menjalankan proses bisnis. Selanjutnya, melaksanakan promosi mencakup kemitraan, modal dan investasi. Kabupaten Tapin menjadi salah satu kabupaten yang berpotensi untuk mengembangkan food estate guna menunjang Ibukota Nusantara (IKN). Pengembangan food estate ini tidak hanya padi, tetapi juga kedelai, jagung, cabai, peternakan, dan perikanan. Program food estate ini merupakan keselarasan dengan rencana Pemerintah Kabupaten Tapin untuk membangun BUMDES (Badan Usaha Milik Desa) yang akan menyerap hasil komoditas pangan yang diusahakan petani. Dengan semua potensi tersebut, Kabupaten Tapin dapat menjadi pionir dalam pengembangan food estate di Kalimantan Selatan. Food estate diharapkan dapat memainkan peranan penting dalam kegiatan pembangunan daerah, baik dalam sasaran pemerataan pembangunan, pertumbuhan ekonomi maupun stabilitas nasional. Pembangunan agribisnis juga merupakan cara mendayagunakan keunggulan komparatif yang dimiliki Indonesia maupun daerah sehinggga menjadi keunggulan kompetitif. Selama tahun 2021, terdapat beberapa produksi tanaman pangan di Kabupaten Tapin yaitu sebanyak 410.274 ton padi sawah, 13.324 ton padi ladang, 8.024 ton jagung, 49 ton kacang tanah, 8 ton kacang hijau, 761 ton ubi kayu, dan 165 ton ubi jalar. Produksi tanaman terbanyak adalah tanaman padi sawah dengan produktivitasnya sebesar 50,76 kw/ha (BPS Kabupaten Tapin, 2022). Sementara itu masih menurut BPS Kabupaten Tapin (2022), komoditas dengan produksi terbanyak di sektor tanaman perkebunan adalah kelapa sawit. Selama 2021, terhitung bahwa produksi Tandan Buah Segar (TBS) kelapa sawit adalah sebanyak 58.346,83 ton, sementara itu Crude Palm Oil (CPO) atau minyak sawit mentah yang dihasilkan sebanyak 12.836,3 ton. Komoditas unggulan perkebunan selanjutnya di tahun 2021 adalah tanaman karet yang produksi karetnya mencapai 8.138,37 ton. Sedangkan beberapa produksi dari komoditas perkebunan yang lain adalah 406,78 ton kelapa, 26 ton sagu, dan 9,78 ton aren.