Sumber daya manusia merupakan aset utama dalam membangun suatu bangsa. Sementara itu, pendidikan merupakan kunci utama dalam meningkatkan daya saing suatu bangsa. Keberhasilan pendidikan merupakan landasan bagi perkembangan ekonomi dan sosial masyarakat. Pendidikan juga merupakan kunci dalam mengembangkan pengetahuan dan kualitas kemampuan masyarakat. Perkembangan ilmu pengetahuan sangat ditentukan oleh perkembangan dunia pendidikan yang berperan dalam menentukan kualitas pendidikan.
Indeks kualitas air di Kabupaten Tapin menunjukkan nilai sebesar 52,80 pada tahun 2021 atau menurun dari tahun 2020 dengan nilai 57,78. Selanjutnya, dalam perencanaan RKPD Tahun 2023, prioritas pembangunan lingkungan hidup berfokus pada peningkatan indeks kualitas lingkungan hidup dengan sasaran meningkatkan indeks kualitas air salah satunya adalah intervensi dalam pemantauan sungai.. Salah satu strategi yang dilakukan adalah menjalin kerja sama penelitian dengan Politeknik Negeri Semarang untuk membuat sistem yang dapat mendeteksi dan memonitor kualitas air secara otomatis, kontinu dan dalam waktu nyata. Sistem monitoring kualitas air (SIMONKA) ini terdiri dari tiga bagian utama, yakni aplikasi server, aplikasi klien dan perangkat akhir. Aplikasi server berbasis web berada di komputasi awan dan digunakan untuk menyimpan dan memproses data. Aplikasi klien berjalan di RTU (Remote Terminal Unit) digunakan untuk mengambil data sensor dari lingkungan berupa TDS (Total Dissolved Solid), kekeruhan air (turbidity) dan suhu di lokasi target. Sedangkan perangkat akhir berupa SIMONKA-client yang mengendalikan semua sistem dan mengirimkan data ke server menggunakan koneksi internet dalam periode waktu tertentu. Hasil penelitian menunjukkan kinerja waktu nyata dengan selisih waktu rata-rata 1.25 detik (pengiriman kontinu tiap 5 menit) dan persentase galat absolut rata-rata (MAPE) sensor TDS sebesar 1,53%, dan MAPE sensor suhu adalah 2,1%. Data yang dikirim ke server dapat digunakan sebagai bahan analisis kualitas air di lokasi tersebut sekaligus untuk menentukan langkah mitigasi strategis oleh pihak yang berkepentingan.
Indeks kualitas air di Kabupaten Tapin menunjukkan nilai sebesar 52,80 pada tahun 2021 atau menurun dari tahun 2020 dengan nilai 57,78. Selanjutnya, dalam perencanaan RKPD Tahun 2023, prioritas pembangunan lingkungan hidup berfokus pada peningkatan indeks kualitas lingkungan hidup dengan sasaran meningkatkan indeks kualitas air salah satunya adalah intervensi dalam pemantauan sungai.. Salah satu strategi yang dilakukan adalah menjalin kerja sama penelitian dengan Politeknik Negeri Semarang untuk membuat sistem yang dapat mendeteksi dan memonitor kualitas air secara otomatis, kontinu dan dalam waktu nyata. Sistem monitoring kualitas air (SIMONKA) ini terdiri dari tiga bagian utama, yakni aplikasi server, aplikasi klien dan perangkat akhir. Aplikasi server berbasis web berada di komputasi awan dan digunakan untuk menyimpan dan memproses data. Aplikasi klien berjalan di RTU (Remote Terminal Unit) digunakan untuk mengambil data sensor dari lingkungan berupa TDS (Total Dissolved Solid), kekeruhan air (turbidity) dan suhu di lokasi target. Sedangkan perangkat akhir berupa SIMONKA-client yang mengendalikan semua sistem dan mengirimkan data ke server menggunakan koneksi internet dalam periode waktu tertentu. Hasil penelitian menunjukkan kinerja waktu nyata dengan selisih waktu rata-rata 1.25 detik (pengiriman kontinu tiap 5 menit) dan persentase galat absolut rata-rata (MAPE) sensor TDS sebesar 1,53%, dan MAPE sensor suhu adalah 2,1%. Data yang dikirim ke server dapat digunakan sebagai bahan analisis kualitas air di lokasi tersebut sekaligus untuk menentukan langkah mitigasi strategis oleh pihak yang berkepentingan.
Indeks kualitas air di Kabupaten Tapin menunjukkan nilai sebesar 52,80 pada tahun 2021 atau menurun dari tahun 2020 dengan nilai 57,78. Selanjutnya, dalam perencanaan RKPD Tahun 2023, prioritas pembangunan lingkungan hidup berfokus pada peningkatan indeks kualitas lingkungan hidup dengan sasaran meningkatkan indeks kualitas air salah satunya adalah intervensi dalam pemantauan sungai.. Salah satu strategi yang dilakukan adalah menjalin kerja sama penelitian dengan Politeknik Negeri Semarang untuk membuat sistem yang dapat mendeteksi dan memonitor kualitas air secara otomatis, kontinu dan dalam waktu nyata. Sistem monitoring kualitas air (SIMONKA) ini terdiri dari tiga bagian utama, yakni aplikasi server, aplikasi klien dan perangkat akhir. Aplikasi server berbasis web berada di komputasi awan dan digunakan untuk menyimpan dan memproses data. Aplikasi klien berjalan di RTU (Remote Terminal Unit) digunakan untuk mengambil data sensor dari lingkungan berupa TDS (Total Dissolved Solid), kekeruhan air (turbidity) dan suhu di lokasi target. Sedangkan perangkat akhir berupa SIMONKA-client yang mengendalikan semua sistem dan mengirimkan data ke server menggunakan koneksi internet dalam periode waktu tertentu. Hasil penelitian menunjukkan kinerja waktu nyata dengan selisih waktu rata-rata 1.25 detik (pengiriman kontinu tiap 5 menit) dan persentase galat absolut rata-rata (MAPE) sensor TDS sebesar 1,53%, dan MAPE sensor suhu adalah 2,1%. Data yang dikirim ke server dapat digunakan sebagai bahan analisis kualitas air di lokasi tersebut sekaligus untuk menentukan langkah mitigasi strategis oleh pihak yang berkepentingan.