Quickwins Smart City - Masterplan Smart City Kabupaten Tapin

Penyusunan Buku IV Quickwins Smart City ini berisikan informasi dan profil program-program unggulan pembangunan Smart City daerah dalam jangka pendek/cepat dilaksanakan, membawa dampak perbaikan yang secara langsung dirasakan oleh masyarakat serta dalam hal kebutuhan sumber daya tidak memerlukan alokasi yang terlalu besar. Quickwins dapat juga dipandang sebagai program unggulan Pemerintah Daerah untuk mempercepat peningkatan layanan serta kualitas hidup masyarakat sehingga dapat mewujudkan Kabupaten Tapin yang TAMPAN (TApin Maju, Profesional, Adaptif dan iNovatif).


Executive Summary - Masterplan Smart City Kabupaten Tapin

Executive Summary Masterplan Smart City Kabupaten Tapin Tahun 2022-2032 ini merupakan ringkasan dokumen yang menjabarkan kondisi, visi, Stategi dan peta jalan rencana program prioritas yang akan dicapai dalam rangka pengembangan Smart City yang akan dijalankan selaras dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Tapin Tahun 2018-2023. Untuk menjaga kesinambungan pengembangan Smart City, maka dokumen ini akan digunakan sebagai pedoman dalam penyusunan anggaran dan pelaksanaan kinerja (program dan kegiatan) secara bertahap dengan jangka waktu 5 tahun dan 10 tahun sesuai kebutuhan dan prioritas pembangunan Daerah Kabupaten Tapin. Implementasi gagasan kota cerdas akan dilakukan monitoring dan evaluasi berkala agar lebih terarah dan berkelanjutan.


Analisis Strategis - Master Plan Smart City Kabupaten Tapin

Analisis Strategis Masa Depan, dilihat dengan Pertumbuhan PDRB, Perkembangan Inflasi Daerah, PDRB per kapita, Indeks Pembangunan Manusia, Analisis Tren dan Perubahan atau Perkembangan Kota, Analisis Perilaku, Harapan Masyarakat dan Stakeholder Daerah, Analisis Daya Saing Daerah dan Analisis Kelembagaan dan Pemerintah Daerah


BioAgriSTAR (Bioenergy for Agriculture Sustainable Tapin Research)

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi biomassa yang tersedia di Kabupaten Tapin, menganalisis lokasi strategis untuk pengembangan bioenergi dan sustainable agriculture, menganalisis biomassa yang berpotensi untuk dikembangkan, mendesain alat bioenergi serta mengaplikasikan bioenergi yang dihasilkan untuk masyarakat sekitar lokasi pengolahan biomassa dan mengintegrasikan dengan konsep sustainable agriculture di Kabupaten Tapin. Data yang digunakan adalah data terkait produksi pertanian, perkebunan, peternaka, dan produksi pertanian per wilayah yang ada di Kabupaten Tapin. Sumber data diambil dari Dinas Pertanian, Tanaman Pangan, dan Hortikultura, Dinas Peternakan dan Perkebunan, Dinas Kehutanan serta Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Tapin. Teknis analisis data dilakukan dengan studi literatur, survey/observasi langsung, wawancara, studi komparasi secara deskriptif, perancangan alat menggunakan tools Autocad, dan pengamatan langsung serta perhitungan untuk kajian efisiensi biogas yang dihasilkan. Biomassa yang terdapat di Kabupaten Tapin adalah jerami padi, sekam padi, kotoran sapi, daun, batang dan tandan kosong kelapa sawit. Berdasarkan hasil studi komparasi kelbihan dan kekurangan masing-masing sumber biomassa, didapatkan bahwa biomassa jerami padi dan kotoran sapi yang berpotensi untuk dikembangkan. Kajian mengenai lokasi strategis untuk pengembangan bionergi untuk menunjang sustainable agriculture adalah di wilayah Kecamatan Tapin Tengah, Desa Sungai Bahalang karena memiliki potensi besar untuk produksi padi, sapi, kelapa sawit, dan tanaman cabai rawit. Desain alat dilakukan dengan menggunakan reaktor berbahan fiber glass yang memiliki bagian berupa lubang inlet, lubang outlet, lubang pembuangan, dan bak peluapan. Umpan limbah biomassa (kotoran sapi dan jerami padi) dan air yang dimasukkan adalah dengan perbandingan 1:2. Setelah proses fermentasi awal selama 21 hari, dilakukan pengukuran tekanan, perhitungan volume yang dihasilkan serta uji nyala api. Tekanan yang dihasilkan adalah sebesar 12,43 atm. Adapun volume gas yang dihasilkan sebesar 0,2826 m3 untuk sekali penampungan dan dalam 1 hari bisa mengisi 3 balon penampung, sehingga bisa menghasilkan sebesar 0,8478m3 dalam sehari. Hasil uji nyala yang dilakukan untuk merebus air sebanyak 600ml adalah selama 6 menit, sehingga tingkat efisiensi cukup tinggi dimana dalam waktu 1 menit dapat memanaskan air sebanyak 100 ml. Limbah hasil fermentasi kotoran sapi dan jerami padi yang telah difermentasi (slurry) ini berbentuk campuran padat cair tidak berbau dan tidak mengundang serangga. Limbah ini dapat diaplikasikan untuk memperbaiki permukaan tanah dan sebagai pupuk kompos untuk menyuburkan tanaman seperti cabai rawit dan sebagainya sehingga dapat menunjang penerapan sustainable agriculture. Berdasarkan hasil kajian yang telah dilakukan maka beberapa rekomendasi yang bisa diberikan adalah dengan melakukan pengkajian optimalisasi limbah biomassa jerami padi, sekam padi, daun, batang dan tandan kosong kelapa sawit untuk pemanfaatannya sebagai sumber bioenergi berupa biogas atau bioetanol dengan proses fermentasi terlebih dahulu. Kemudian Biomassa yang akan dijadikan umpan/input ke dalam digester biogas sebaiknya dilakukan pengecilan ukuran terlebih dahulu agar tidak terjadi penyumbatan pada alat dan proses fermentasi dapat berjalan secara optimal, perlu ada kajian lebih terkait volume gas yang dihasilkan jika umpan/input berasal dari berbagai macam jenis biomassa terutama jenis bahan yang memerlukan tahap perlakuan awal (fermentasi) terlebih dahulu. Kemudian perlu ada kajian lebih untuk pemanfaatan limbah padat sisa proses pembuatan biogas untuk mengetahui efektivitas dan efisiensi terhadap unsur hara tanah sebagai perbaikan struktur dan tekstur tanah atau menyuburkan tanaman sehingga lebih terlihat konsep sustainable agriculture.